suatu Partai yang baru berdiri yaitu Partai Bulan Bintang. Hingga pada tahun 1999, Balqis terpilih mewakili Sumatera Utara di DPR RI dari daerah pemilihan Deli Serdang. Namun Allah berkehendak lain pada akhir 2000 Dr. H. Mulkan Yahya berpulang ke Rahmatullah (Pernikahan yang hanya 5 tahun 5 bulan 5 hari). Sebagai anggota DPR RI, Balqis berdomisili di Jakarta selama lima tahun (diperumahan DPR Kalibata), sementara pengelolaan sekolah berlangsung secara komunikasi jarak jauh, hanya waktu masa reses disempatkan melihat perkembangan sekolah. Setiap Negara yang dikunjungi selalu menyempatkan mengunjungi sekolah, sebagai perbandingan demi kemajuan Nurul ‘Azizi. Alhamdulillah berkat dukungan dari keluarga dan di backing oleh para guru yang profesional Nurul ‘Azizi terus mengalami kemajuan. Pada tahun 1992 hanya TK, tahun 2002 berdiri SD, dan tahun 2008 berdiri SMP.
Sejauh-jauh bangau terbang akhirnya kembali ke tempatnya, maka setelah menyelesaikan 1 (satu) periode di DPR-RI (5 tahun), Balqis kembali ke medan tahun 2004, dimulai dengan menanam 10 batang pohon jati, 2 batang tumbang, 1 disambar petir, sisa yang 7 batang, tahun 2014 ditebang (dibuat rumah kayu, 4 batang untuk tiang, 3 batang untuk lain-lainnya) dan terus kembali mengelola sekolah dengan Intens untuk meningkatkan sarana dan prasarana serta membangun komitmen para guru agar bekerja professional dan bertanggungjawab atas anak didiknya di Perguruan Islam Nurul ‘Azizi. Baginya, para siswa yang mengikuti pendidikan di Perguruan ini merupakan permata yang harus :
di asah dengan pengetahuan
diasih dengan kasih sayang dan penghargaan
diasuh dengan perkembangan
agar menjadi insan-insan muslim yang sukses dan bahagia di dunia dan akhirat. Ia teringat ketika masih duduk di bangku SRI, seorang guru pernah memukulnya dengan keras di kepala, hingga kemudian ia menderita katarak dini. Hal tersebut begitu membekas diingatannya. Oleh karena itu Balqis senantiasa mengingatkan para guru agar tidak terjadi tindak kekerasan baik fisik maupun lisan pada proses pendidikan di perguruan Islam Nurul ‘Azizi.
Dan sekarang ini apabila Hj. Balqis mengenang semua suka duka dalam kehidupan yang telah dilaluinya, hingga tahun ini usianya mencapai 69 tahun, maka ia senantiasa merasa bersyukur, bahwa semua yang telah dialami merupakan pengalaman yang mengajarkan kebijakan, kearifan dan membawa kepada kesudahan yang baik. Subhanallah tidaklah sia-sia waktu yang digunakannya untuk mengikuti berbagai organisasi, yang mendatangkan manfaat bagi masyarakat dan mendatangkan teman dan sahabat yang mendukung di kala suka dan duka. Namun, kehidupan manusia adalah semasa saja (setiap masa ada orangnya, dan setiap orang ada masanya), adapun amal dapat terus bertahan selama dilandaskan dari niat yang ikhlas dan tawakkal. Oleh karenanya Balqis menyadari sepenuhnya bahwa yang sudah diwakafkan, dibangun dan dikelola dari awal akan tetap bermanfaat untuk menjadi wadah pendidikan anak-anak Islam sepanjang dunia masih berkehendak.
Pada tahun 2009 Yayasan Noor Balqis sebagai pengelola Perguruan Islam Nurul ‘Azizi, dicatatkan perubahannya menjadi Yayasan Wakaf Noor Balqis (Hj. Balqis dan Dr. Hj. Nuraiza Meutia yang ikut mewakafkan tetap tinggal disekolah) yang akan diteruskan oleh penerus yang berakhlaqul karimah dan peduli pada perkembangan/kesinambungan Yayasan sehingga dapat mengawasi aset yayasan, sembari bermohon kepada Allah Subhanahu Wata’ala semoga perguruan ini dapat tetap berjalan sampai akhir zaman. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.
Renungan yang sangat berkesan dimasa sekolah :
- Masa di TK
- Menyimpan uang di peti besi
- Sering diajak kakek bersilaturahmi
- Pulang sekolah mobil diambil TNI
- Tengah malam di bangunin TNI, rumah dibakar
- Jika suara tembakan, masuk kedalam bungker
- Masa sekolah SRI (Sekolah Rendah Islam) di kampung
- Tinggal bersama kakek nenek diperlakukan seperti putri mahkota
- Kakak nenek mempunyai toko mas setiap perhiasan model baru dipakaikan biar orang liat (sebagai model)
- Bila rindu dengan kakek pergi 2 hari 1 malam jalan kaki
- Tiap sore ngaji ke tempat teh munah menggunakan obor
- Masa sekolah SRI di Banda Aceh
- Sekolah banjir, anak laki-laki petik bunga dahlia dijadikan bola kaki, karena Balqis sayang bunga dahlia merah maron di taruh ditempat botol tinta, datang guru yang menanam bunga tersebut langsung dipukul hingga pingsan
- Masa Sekolah SMI (Sekolah Menengah Islam) di Banda Aceh
- Jadi pengiring ibu Presiden Sukarno (Ibu Hartini) memakai baju adat menyambut ibu Hartini berkunjung ke Aceh tahun 1993
- Tugas masak nasi, karena kecapean bangun tidur sore langsung buru-buru masak nasi untuk makan pagi, perasaan bangun pagi kesiangan, diketawain sama saudara-saudara yang sedang duduk minum sore
- Masa sekolah di SPIAN
- Naik kereta api dari Bireueun ke Banda Aceh mogok di Selawah untuk tanding tenis meja (Porseni) Aceh, alhamdulillah juara satu
- Jadi pembawa bendera pada 17 Agustus
- Ikut demo (anggota 66)
- Hari jum’at anak perempuan belajar menjahit pakaian dan menyulam.
- Aktif organisasi KAPPI
Ternyata punya tugas di masa kecil membuat sampai tua senang berbuat untuk orang banyak. Setiap pengalaman masa kecil menentukan keberhasilan hari tua.
Pages: 1 2 3 4 5