- LPP TKA BKPRMI tanggal 28 Oktober 1992.
- Perguruan Islam Nurul ‘Azizi tanggal 6 November 1992.
- IKWASU (Ikatan Wanita Aceh Sumatera Utara) tanggal 11 September 1993.
- BPTKI (Badan Pengelola Taman Kanak-kanak Islam) tanggal 20 September 1994
Pengalaman menyimpan uang di peti besi waktu usia TK (waktu itu belum ada brankas) ternyata dipercaya untuk menjadi bendahara waktu dewasa :
- Bendahara
- Bendahara Gerakan Amal Sholeh pada Ikatan Persaudaraan Haji
Indonesia (IPHI) 1986-1991
- Bendahara Majelis Dakwah Islam (MDI) 1990-1995
- Bendahara Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) 1990-1995
- Bendahara LPPTK 1992-1995
- Bendahara Fraksi PBB DPR-RI
- Bendahara Kaukus Perempuan Parlemen (persatuan Perempuan DPR-RI) 1999-2004
- Bendahara Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII) 2010-2015
- Organisasi Pendidikan
- Ketua Umum Badan Pengelola Taman Kanak-kanak Islam (BPTKI) 1994-1999
- Ketua Umum LPP TKA Alqur’an 1996-2000
- Organisasi Wanita
- Darma Wanita 1968-1985
- Yetnawati Kertini 1990-1999
- Ikatan Wanita Aceh Sumatera Utara 1993-2005
- Ikatan Istri Dokter Indonesia 1994 -sekarang
- Gema Khadijah 1995-2000
- Muslimat Bulan Bintang 2004 - sekarang
- Wanita Islam 2006 - sekarang
- Asosiasi Majelis Taklim Indonesia 2014 - sekarang
- Partai Politik
Partai Bulan Bintang 1998 - sekarang
- Yayasan
- Komisaris di Rumah Sakit Islam Malahayati 1990-1998
- Pembina Yayasan Wakaf Noor Balqis 1992 - sekarang
- Pengawas Yayasan Rumah Anak Madani (anak-anak korban tsunami Aceh) 2005-2015
Berkah pada tahun 1992 Balqis diajak untuk ikut dalam kepengurusan LPP TKA, membuka kenangan Balqis akan Taman Kanak-kanak yang pernah didirikannya. Dan manakala ia melihat halaman rumah yang luas dan garasi muat 3 mobil yang hanya berisi satu mobil, ia menjadi terinspirasi dan berikrar untuk mendirikan TK Al Qur’an dalam waktu 2 minggu. Maka pada tanggal 16 November 1992 dibukalah sekolah TK Al Qur’an yang diberi nama Nurul Azizi, perpaduan nama Noor dan Aziz, semasa hidupnya almarhum suami tercinta. Ir. M. Abdul Aziz pernah mengutarakan niat untuk membangun lembaga pendidikan namun ketika itu tidak terfikir untuk membangun di rumah mereka, melainkan sudah mencari lokasi di sekitar Namorambe. Maka dengan menggunakan ruangan garasi dan teras rumah dimulailah kegiatan belajar Taman kanak-kanak, dengan murid pertama berjumlah 22 orang, 5 orang guru, tata usaha dan kepala sekolah Balqis sendiri, biaya sekolah Rp. 5.000,- per bulan. Pada tahun 1994 dengan menyisihkan pendapatan dan tabungan 25 juta rupiah, berhasil dibangun 2 ruang kelas Taman Kanak-kanak sementara itu kantor memanfaatkan ruangan yang sudah ada.
Pada tahun 1994 Balqis kembali mendapat pendamping dalam kehidupannya, yaitu Dr. H. Mulkan Yahya. Bersama beliau Balqis aktif dalam organisasi termasuk
Pages: 1 2 3 4 5